Dapat tugas bahasa Indonesia lagi nih, guys :)
Ringkasan Cerita Ramayana
Raja Dasarata di Ayodya
mempunyai beberapa istri. Dengan permaisuri ia berputra Rama. Dengan istrinya
yang ke-2 bernama Kaikeyi berputra seorang bernama Barata. Putra-putranya yang
lain ialah Laksamana dan Satrugna. Pytra-putranya ini dididik sebagaimana
pendidikan yang diberikan para putra raja.
Dalam suatu sayembara Rama mendapat Dewi Sita yang sangat, cantik
sebagai istrinya. Dewi Sita adalah anak raja Janaka yang memerintah di Mitila.
Pada waktu Dasarata sakit ia pernah berjanji kepada Kaikeyi bahwa kelak
tahta kerajaan akatt diserahkan kepada Barata, untuk membalas jasa Kaikeyi yang
telah dengan tekun merawatnya. .
Setelah Dasarata tua, tahta kerajaan diserahkan kepada Rama. Karena itu
Kaikeyi menggugat dan mengingatkan baginda akan janjinya dahulu. Tuntutan ibu
tiri Rama itu ialah: (1) Barata harus dinobatkan menjadi raja Ayodya; (2) Rama
harus dibuang dalam hutan selama 14 tahun.
Dasarata harus menepati janjinya sebagai seorang ksatria dan dengan
sedih ia menyampaikan keputusan atas tuntutan di atas.
Rama mengundurkan diri dan roengembara di hutan Dandaka selama 14 tahun
bersama istri dan adiknya, Laksamana. Hal ini sangat mengharukan rakyat Ayodya
yang sangat mencintai Rama. Karena sedih memikirkan hal itu maka mangkatlah
Dasarata.
Pada suatu hari Sita dirampas
raksasa Wirada. Tetapi raksasa itu dapat dikalahkan Rama dan Laksamana. Pada
hari lain Rama berjumpa dengan Surpanaka, adik perempuan raja Rawana yang memerintah
kerajaan Langka. Surpanaka jatuh cinta kepada Rama, tapi Rama tidak mau
tergoda. Begitu pula cinta Surpanaka terhadap Laksamana tidak mendapat sambutan.
Bahkan Laksamana mengerat telinga dan hidung Surpanaka karena bencinya.
Surpanaka segera mengadukan halnya kepada Rawana (Dasamuka = sepuluh muka) yang
sudah mengetahui kecantikan Dewi Sita. Timbullah keinginannya untuk melarikan
Dewi Sita.
Raja Rawana segera
mendatangi tempat perkemahan Rama dengan pengiringnya, Narisa, yang dapat
menjelma sebagai kijang emas. Narisa menjelma menjadi seekor kijang emas dan mendekat
ke kemah Dewi Sita. Setelah terlihat oleh Sita, inginlah ia memiliki kijang
emas itu dan minta supaya Rama mau menangkapnya. Sebelum Rama berangkat
mengejar kijang emas terlebih dahulu ia membuat lingkaran kesaktian mengelilingi
kemah mereka. Siapa yang masuk ke lingkaran itu tidak dapat keluar lagi. Tapi
semua ini telah diperhatikan dan diketahui oleh Rawana dari jauh. Setelah Rama
jauh dari kemah, mengejar kijang emas, terdengarlah pekik orang. Sita mengira
Rama mendapat bahaya. Segera Laksamana disuruh Sita menyusul abangnya.
Mula-mula Laksamana menolak, karena telah dipesan oleh Rama supaya Laksamana
tidak meninggalkan Sita, sebelum
Rama kembali. Sita lalu menyindir dengan mengatakan
"Istri kakak lebih penting daripada kakak sendiri."
Mendengar sindiran itu, maka Laksamana menyusul abangnya. Rawana segera
menghampiri kemah menjelma seorang peminta-minta, berdiri di luar lingkaran
kesaktian. Ia memohon agar Sita dapat memberinya air minum karena ia sangat
haus. Ketika Sita mengulurkan air minum itulah Rawana menarik tangan Sita dan langsung
dibawanya terbang ke Langkapura (Sailon) tempat kerajaannya. Rama jatuh pingsan
setelah kembali, Sita telah menghilang dari kemah.
Di udara burung Jatayu melihat
Sita dibawa oleh Rawana. Jatayu segera menyerang Rawana. Tapi ia terpukul
bagian sayapnya oleh gada sakti Rawana. Rawana dengan mudah mengalahkan Jatayu
karena ia mempunyai sepuluh muka yang dapat melihat segenap penjuru, selain
mempunyai gada sakti. Untung saja Sita sempat melemparkan cincinnya kepada Jatayu.
Cincin itu diberikan Jatayu kepada Rama sebagai bukti tentang Sita, setelah
pada suatu ketika Rama sampai di hutan tempat Jatayu jatuh. Jatayu-lah yang
sempat memberitahukan hal Sita, sebelum ia menghembuskan napas terakhir.
Dengan
pertolongan Kabanda, Rama dan Laksamana mendapat petunjuk supaya minta bantuan
kepada Sugriwa raja kera, untuk menaklukkan Rawana. Sugriwa mau membantu
asalkan terlebih dahulu ia dibantu menaklukkan saudaranya, Walin, yang
memusuhinya. Hanoman, Panglima Raja
Kera, menyusup ke Langkapura untuk mematai-matai Rawana. Ia menyamar sebagai
seekor kucing dan berhasil masuk ke istana Rawana menemui Dewi Sita. Tahulah ia
bahwa Sita tidak kekurangan sesuatu apa pun. Sita sangat gembira berjumpa
dengan Hanoman yang juga menyampaikan berita tentang suaminya. Tapi sayang
ketika akan pulang ia tertangkap. Hanoman tidak jadi dibunuh setelah ia mengaku
sebagai utusan. Sebagai ganti hukumannya, dibakarlah ekornya dengan mengikatkan
bahan-bahan yang mudah terbakar. Dalam keadaan ekor terbakar Hanoman
melompat-lompat dari bangunan yang satu ke bangunan yang lain yang menimbulkan
kebakaran besar di Langkapura. Senanglah hati Rama mendapat kabar dari Hanuman
bahwa istrinya, Sita, tidak diganggu Rawana.
Rama mulai menyusun penyerangan.
Untung sekali ia mendapat bantuan Wibisana, saudara Rawana, yang menyalahkan
perbuatan Rawana melarikan Sita. Dengan panah Rama yang sakti, Rama menghadapi
Rahwana.
Dalam peperangan itu Rawana tewas dan Rama menang. Langkapura
diserahkan kepada Wibisana yang telah membantunya. Akhirnya masa pembuangan 14
tahun selesai. Rama dan Sita pulang ke Ayodya dengan upacara yang diadakan secara
besar-besaran.
Posting Komentar