Tanpa ditulis pun, kenangan tetap serupa buku. Lembar demi lembarnya
selalu terbuka tiap kali kita mengingatnya. Iya, kita.
Kenangan itu ibarat cermin. Dari bening dan buramnya, dari utuh dan
retaknya, kita berkaca.
Iya, kita.
Jika kenangan kita adalah memar senja. Di titik itulah kita
mengingatnya. Iya, kita.
Jika kenangan kita adalah pelangi senja, maka di tempat kita berdiri
sekarang, aku yakin kita berbahagia. Iya, kita.
Kenangan yang membawa dan menuntun kita ke masa berikutnya. Sebagai
kita yang dilanggengkan, dan bersama di saat sekarang atau sebaliknya.
Moammar Emka
Posting Komentar